Mitos
Macan dan Singa
Macan,
memegang peran dalam susunan shio dan dalam hal ini cerita mungkin agak
berbeda. Ketika Macan
menjadi raja yang mampu meredam kekacauan Dunia banyak yang bertanya tentang
kejadian yang sebenarnya. Salah satunya mitos yang dikenal adalah adanya simbol-simbol
mitologi China.
Raja dari
segala binatang adalah Singa, keyakinan itu ada sampai saat ini, di mana pun di
dunia, tetapi bukan Macan.
Konon,
menurut legenda China pada zaman dahulu kala, Singa termasuk salah satu shio
dari 12 binatang dalam kepercayaan masyarakat China. Dari cerita ini, kita bisa
menjadi ragu-ragu terhadap legenda mitos terbentuknya shio china. Kalau hal itu
bener terjadi, maka tidak ada shio Macan.
Sebenarnya,
shio Singa mungkin saja ada, tetapi karena Singa itu terlalu kejam, Dewa Utama
mau menyingkir- kan Singa dari struktur shio. Tetapi Dewa Utama tidak bisa
begitu saja melakukan- nya karena Singa adalah raja dari segala raja binatang.
Untuk itu,
selalu diperlukan langkah lain kalau singa mau disingkirkan, sehingga perlu binatang
baru untuk mengontrol binatang-binatang yang ada. Dia teringat tentang Macan.
Meskipun bodoh, mungkin bisa di bentuk karena jujur dan penurut. Maka Dewa
Utama membuat sekenario untuk mengorbitkan Macan agar sukses masuk struktur
shio.
Macan
sendiri adalah makhluk yang tidak penting di dunia manusia, lanjut legenda yang
ada. Macan pada mulanya sangat putus asa, karena tidak mempunyai ilmu
berkelahi. Dari semua binatang, ada kawan yang bentuk tubuhnya mirip dengannya,
yaitu Kucing. Kebetulan saat itu dia bisa berteman dengan Kucing, maka mulailah
sang Macan dilatih oleh Kucing untuk memenangkan pertandingan. Kucing sangat
keras memberikan perintah pada Macan, bahkan kalau ada kesalahan pasti di
hukum. Dengan disiplin tinggi, maka Macan akhirnya bisa menyesuaikan diri
dengan ilmu Kucing. Dengan berlatih keras, akhirnya dengan bimbingan Kucing,
sang Macan menjadi ksatria gagah berani karena meningkat keahliannya dari hasil
belajar.
Dapat di
bayangkan bahwa, semua binatang yang menantang dia akan mati atau luka parah
sekali. Macan yang selalu menang dalam perkelahian menjadi terkenal karena
keahliannya.
Waktu itu,
macan menjadi sangat terkenal dan suara itu juga sampai ke Kahyangan. Karena
setelah di teliti lagi Macan memang benar-benar sangat terkenal, Dewa Utama
memanggilnya ke kahyangan. Setibanya di sana, macan pun berhasil mengalahkan
semua ksatria Dewa Utama. Setelah memenangkan semua pertempuran, macan pun
menjadi salah satu ksatria penting Dewa Utama dan dia harus tinggal di situ.
Diangkatnya
macan menjadi ksatria penting Dewa Utama, berarti ada yang tempat yang kosong
di dunia. Saat itu sangat banyak perubahan yang terjadi di dunia semenjak macan
menjadi salah satu ksatria penting Dewa Utama. Berita jeleknya,
binatang-binatang di dunia mulai menyerang manusia karena kurangnya pengawasan.
Berbagai kejadian telah menarik perhatian Dewa Utama, dan kemudian
memerintahkan Macan untuk turun ke bumi untuk melindungi umat manusia.
Macan
kemudian meminta persyaratan untuk setiap perkelahian yang dimenangkan, ia
ingin mendapat penghargaan. Permintaannya dikabulkan oleh Dewa Utama.
Setelah tiba
di bumi, macan mempelajari dan di temukan kalau Singa, Beruang, dan Kuda adalah
binatang paling kuat. Macan menantang semua, dan menang. Setelah berbagai
makhluk jahat mendengar kemenangan Macan, semua bersembunyi di hutan yang tidak
berpenghuni dan tidak pernah terlihat lagi.
Seluruh umat
manusia berterima kasih kepada Macan karena mengalahkan makhluk-makhluk jahat.
Macan pun kembali ke kahyangan. Karena Macan telah menang tiga kali, Dewa Utama
menempatkan tiga garis utama di kening sang macan.
Lewat
beberapa waktu, dunia kembali dikacaukan oleh seekor kura-kura yang memiliki
kekuatan magis jahat. Bumi dibanjiri air bah oleh kura-kura tersebut.
Macan
kembali dikirim ke bumi dan membunuh kura-kura jahat tersebut. Dewa Utama
kemudian memberikan penghargaan dengan menambah garis horizontal di tengah tiga
garis yang dihadiahkan di kening macan. Penambahan garis ini membentuk aksara
China ”wang” yang berarti raja. Aksara kanji ”wang” ini sampai sekarang masih
terlihat di kening macan.
Keputusan besar Dewa Utama berdasarkan kenyataan yang
terjadi di bumi, dengan dibuktikan oleh Macan, maka dengan ini telah dipertimbangkan
dan diputuskan sebagai berikut:
Mengingat,
Mendengar dan mempertimbangkan kebrutalan singa di dunia, maka diputuskan
status Shio Singa dicopot dan Macan dipilih untuk menggantikan Singa dalam
Strata Shio kepercayaan China.
Sejak itu,
Macan menjadi lebih mengenal kehidupan manusia, dan mulai paham bahwa mereka
ada yang:
Pandai (Yang
tahu bahwa dirinya tahu), Bijaksana (Yang tahu bahwa dirinya tidak tahu, lalu
mencari tahu), bodoh ( Yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu) dan sok tahu (
Yang tahu dirinya tidak tahu namun tidak mau tahu dan berfikir orang lain tidak
tahu lalu berprilaku seolah-olah dia paling tahu).
Dengan
memahami itu, Macan semakin kuat kedudukannya dalam struktur Shio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar